Minggu, 06 Desember 2015

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
ACARAVIII.TIPE KERAGAMAN (VARIASI)
 









DISUSUN OLEH :

NAMA                                 : ROMADHONA ABDULLAH KARAN
NPM                                     : E1J014069
DOSEN PEMBIMBING    : DWI WAHYUNI GANEFIANTI
CO-ASS                               : TRISTANTIA ANGGITA
SHIFT                                  : SENIN (14.00-16.00)
KELOMPOK                      : 3

LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
2 0 1 5


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    DasarTeori
Variasi dalam sistem biologi secara teoritis terbagi menjadi dua berdasarkan penyebabnya yaitu variasi genetik merupakan variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun menurun dari satu sel ke sel yang lain. Apa bila gen berubah, maka sifat sifat pun ikut berubah . Sifat sifat yang di tentukan oleh gen disebut genotipe. Hal ini dikenal sebagai pembawa. (Syamsuri,2002).
Keragamansebenarnyadapatkitatemuidalamsemuaaspekkehidupankita, daritingkat yang paling kecil yang sangatsulit di bedakanjikahanyakitaamatisekilassaja, hingga yang sangatmudahkitabedakanmisalnyabentukwajahdan lain-lain ( Juansa,2010)
Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor lingkungan seperti cahaya,kelembaban,pH tanah dan lainnya. Keadaan faktor-faktor lingkungannya sama dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda. Pengetahuan yang memadai tentang komposisi lingkunigan akan menentukan genotipe yang sesuai untuk variasi tertentu.(Welsh,1991).
Semuamakhlukhidup yang ada di bumiinimemilikiperbedaanwalupunmasihdalamsatuspesies, halini di sebabkankarenakeanekaragaman (variasi).Keanekaragamanadalahkeanekaragamanmakhlukhidup yang menunjukkankeseluruhanvariasi gen, spesiesdanekosistem di suatudaerah. Keanekaragamanjenismerupakankeragamanorganismedarisuatuspesies yang mempunyaiperilaku, strategihidup, bentuk, ruangdanjugaketergantunganantarajenissatudengan yang lainnyaberbeda.Beranekaragamjenisakanmenunjukkanadanyavariasibentuk yang berbeda-beda pula.(Stansfield, 2007).

1.2     Tujuan
Mengamatidanmengenaltipe-tipekeragamanpadatanaman.





BAB II
BAHAN dan METODE PRAKTIKUM

1.1  BahandanAlat :
a.      Bahan :


·      BijiSerealia (padi, jagung,beras).
·      BijiKacang-kacangan (kedelai, kacanghijau, kacangtanah)
·      Talas-talasan
.


b.      Alat :


·      Alatukur.
·      KacaPembesar



1.2  Cara Kerja :
1.   Mengamatibiji-bijiandantalas-talasan.
2.   Mencaridanmendapatkan paling sedikittigaciri yang berbedauntuksuatusifat/variasi.
3.   Mencatatdalambentuktabeldangambardarihasil yang ditemukan



BAB III
HASIL PENGAMATAN
  1. Pada serealia biji padi


  1. Pada serealia biji jagung





  1. Pada serealia beras



  1. Pada biji kacang-kacangan




  1. Pada talas-talasan keladi talas
















BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkanhasilpengamatan yang telah di lakukandengan sample serealia (beras,padi,jagung),talas-talasandankacang-kacangandidapatkanhasilsebagaiberikut :
Pada sample satuyaituserealia, ditelititigajenisserealiayaituberas,padidanjagung. Dari ketigajenisserealiaini kami menemukanperbedaan yang menjadikankhastiapspesiesnyabaikdarisegiwarna,ukurandanbentuk. Padaserealia1yaituberasmemilikiwarnaputih,hitam,danmerah.Denganukuran diameter 0,187 cm,denganbentukada yang panjang,pendekdanpendekbulat.Jenisserealia yang keduayaitupadi yang memilikibentukpanjanglonjong,pendekbulat,panjangbulatdengan diameter 0,19 cm danmemilikiwarnacoklatkepekatandancoklatmuda/terang.Serealia yang terakhiradalahjagung,yangmemilikiwarna orange pucatdan orange muda,denganbentukbulatlebar,bulatkecil,bulatsedang.danmemilikiukuran diameter 0,285 cm.Samplekeduadalampengamatan, kami mengunakantalas-talasan,denganwarnamerahkecoklatan,hijaumuda,hujautua,dengancorakyaitubintik-bintik,garishijaumuda,bintikputihdanlebardaunyaitu 7cm;7,5cm;9cm;11cm;13cm.Sample terakhiryaitukacang-kacangan yang memilikiwarnayaitumerahcoklatmudadancoklattuadenganbentukyaitukisut,bulatlonjongdanbulatdanmemiliki diameter 0,66mm ; 0,78mm ; dan 0,77mm.













BAB V
KESIMPULAN

Dari hasilpraktikum yang telahlakukandapatdisimpulkanbahwa:
PadaakhirPengamatanpadapraktikum 1 mengenaltipe-tipekeragamandiperolehkesimpulanbahwasetiaptanamanpastimemilikivariasiwalaupuntersebutmasihdalamsatuspesiessekalipun.Hal tersebutdapatkitabuktikandalampengamatandiataspastiadaperbedaanantartumbuhan.Variasiterjadikarenaadanyafaktorluar yang meliputilingkungandanfaktorabiotiklainnya.Selainituvariasidapatterjadibiladalam gen-gen terjadimutasiatauhallainnya yang menghambatkesempurnaandalam transfer gen dariindukankegenerasiberikutnya. Variasidariunsurgenetikakan di turunkanpadagenerasiberikutnya, sedangkanvariasidarifaktorlingkungantidak di turunkan. Berdasartolokukurvariasiada yang bersifatkualitaifdankuantitatif.

















DAFTAR PUSTAKA


Juansa.2010. KeanekaragamanHayati. Jakarta: Yudhistira
Stansfield. 2007. BiologiUniversitas. Jakarta: Erlangga
Syamsuri. 2002. GenetikaTumbuhan. Yogyakarta :GadjahMada University  Press.
Welsh, James R.1991. Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman.Jakarta: Erlangga.


















JAWABAN PERTANYAAN

1.      Apapentingnyakeragaman?
Jawab:
Pentingnyakeragamanyaitukarenadenganadanyakeragaman/ variasikitadapatmemebedakanmaklukhidupdarisegibentuk, warna, ukuran, tempathidup, tingkahlaku, bentukintegrasi, golongandarah.Dan jugadapatsebagaisumberbagisetiap program pemuliaantanaman, dandapatdimanfaatkandalamprogampersilangan yang canggihuntukmendapatkankombinasigenetik yang baru.Selainitukarenaadanyakeanekaragamanmembuatsemakinbanyakvariasisehinggamelahirkankeindahan.

2.      Apa kemungkinan yang menyebabkan keragaman genetik? Berikan contoh yang spesifik!
Jawab:
Keragaman genetik dalam bentuk variasi alela terjadi karena adanya Mutasi.
Contoh:Contohnya pada jagung, Kecepatan mutasi alami pada sejumlah lokus berbeda, pada jagung berkisar antara 0 sampai 500 mutasi per 1.000.000 gamet.kecepatan mutasi ini dikendalikan oleh faktor genetik. Pada jagung terdapat sejumlah gen yang disebut aktivator dan disasosiator yang mengendalikan kecepatan kecepatan mutasi pada lokus. Tingkat kestabilan kromosom terhadap mutasi tergantung pada keadaan alela yang mengendalikan lokus. Faktor lingkungan seperti radiasi dan perubahan suhu yang mendadak umumnya akan memepengaruhi kecepatan mutasi. Sumber energi dipastikan merupakan penyebab terjadinya mutasi ini.

3.      Bagaimana anda bisa mengetahui bahwa penyebab keragaman adalah karena genetik atau lingkungan?
Jawab:
Untuk mengetahui penyebab keragaman adalah karena genetik atau lingkungan adalah keragaman gen dapat memunculkan variasi/keragaman. Sebab gen merupakan faktor pembawa sifat keturunanyang menentukan sifat makluk hidup. Kalau lingkungan merupakan keragaman, walaupun gennya sama tapi bila ditanam dilingkungan yang berbeda maka akan menimbukkan keragaman/variasi. Bukan hanya itu saja, lingkungan yang tidak mendukung juga akan menimbulkan keragaman, karena lingkungan faktor yang mempengaruhinya yaitu, pH tanah, intensitas cahaya matahari, kesuburan tanah,dll.
Sebagai contoh jeruk yang biasa di dataran tinggi, dicangkok kemudian ditanam di Berastagi (medan), yaitu kota yang lebih rendah dari pada batu, Tanaman cangkokan secara genotif sama dengan induknya. Namun karena lingkungan kota batu berbeda  dengan Berastagi, akan muncul tanaman Jeruk yang ukuran buahnya kecil dan memiliki rasa lebih kurang manis,asam. Jadi terdapat perbedaan fenotif  antara apel yang ditanam di Batu dan di Berastagi, meskipun gennya sama.


LAPORAN PRAKTIKUM
 MEKANISASI PERTANIAN
Acara 4
Pengenalan alat Rice Transplanter, Penyemaian Padi, Penanaman benih dan Alat Pemupukan.

Disusun oleh :
Nama              : Romadhona Abdulah Karan
NPM               :  E1J014069
Hari/tanggal   : selasa ,10 November 2015
Shift                : 10.00-12.00
Co-ass             : Bagus Edhi Luwih



LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Di Indonesia cara menanam padi sawah dilakukan dengan tanam pindah. Untuk menuju usaha peningkatan dapat ditempuh melalui teknologi mekanisme diantaranya mesin penanam bibit padi bermotor. Oleh karena itu perlu dilakukan uji lapang guna mengevaluasi kinerjanya pada kondisi sawah diindonesia termasuk analisis ekonomis berupa biaya operasi dan kelayakan usaha. Dalam rangkaian kegiatan tersebut survei kepada petani dan tenaga kerja tani tentang budidaya padi khususnya penanaman padi dan pembibitan secara konvensional yang telah ada dimasyarakat.
Rice transplanter adalah alsintan digunakan untuk untuk melakukan pindah tanam bibit padi pada sawah yang telah siap tanam. Penggunaan alsintan ini dimaksudkan untuk menghasilkan pola tanam yang teratur dengan waktu yang relatif singkat. Kapasitas kerja penanaman dari rice transplanter dapat mencapai 5-7 jam/ha atau setara dengan 25 HOK ( hari orang kerja ),sehingga biaya dan waktu tanam menjadi sangat efisiensi.
Berbeda dengan penanaman manual, bibit padi yang akan ditanam harus disemaikan pada tempat pembibitan yang tidak memungkinkan akar bibit menembus lapisan tanah. Tujuannya adalah agar bibit dapat diangkat dan disusun pada baki-baki ( trays ) tanpa merusak sistem perakaran bibit dan selanjutnya dapat dipasangkan pada platform bibit yang terdapat pada rice transplanter. Persemaian dapog merupakan sistem pembibitan padai ditumbuhkan pada baki-baki pembibitan atau pada petak-petak pembibitan yang diberi alas plastik.
Persyaratan Lahan dan Bibit
1.      Kondisi Lahan
a.       Syarat agar mesin transplanter dapat berfungsi dengan baik adalah lahan dalam keadaan melumpur sempurna. Penyiapan lahan agar melumpur sempurna dilakukan dengan 2 kali pembajakan dan diikuti dengan 1 kali penggaruan kemudian didiamkan sekitar 3 hari.
b.      Genangi lahan yang sudah melumpur sempurna setinggi + 2 cm dan diamkan minimal selama 3 hari.
c.       Ukur hardpan tanah yang terbentuk dengan cone index penetrometer atau secara mudah injak tanah yang sudah siap tanam dan ukur kedalaman kaki yang tenggelam. Kedalaman ukuran kaki yang tenggelam < 25 cm.
2.      Kondisi persemaian dan bibit
a.       Penyemaian bibit dilakukan dengan kotak persemaian/dapog. Dapog adalah tempat tumbuhnya bibit padi yang ditanam secara acak dengan cara ditabur pada media tumbuh untuk disemaikan. Ukuran dapog untuk mesin Jarwo Transplanter mempunyai lebar 18,3 cm dan panjang sekitar 58 cm. Cara penyemaian dapog dapat dilakukan langsung di lahan basah (sawah) ataupun di pekarangan rumah.
b.      Kebutuhan benih per dapog persemaian adalah 90-100 gram.
c.       Tebal/tanah media tumbuh yang dibutuhkan untuk persemaian yaitu 2–3 cm
d.      Umur bibit yang dapat ditanam berkisar 15 – 20 hari setelah semai (hss). Tinggi bibit yang disarankan mencapai 150 – 200 mm.

1.2  Tujuan
Mengenal komponen-komponen yang terdapat pada rice transpalnter berikut fungsinya dan menyiapkan bibit padi dengan persemaian dapog.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan utama masyarakat Indonesia terus meningkat, hal ini dikarenakan jumlah penduduk terus bertambah dengan laju peningkatan sekitar 1,3% per tahun dan adanyaperubahan pola konsumsi dari non beras ke beras. Berkaitan dengan hal tersebut,pemerintah mentargetkan surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 dengan maksud untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional yang akan berdampak positif terhadap stabilitas politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan.Dipihak lain, khususnya di Pulau Jawa terjadi penciutan lahan sawah akibat konversi lahan untuk kepentingan non pertanian ± 100.000 ha/tahun dan munculnya fenomena penurunan kesuburan lahan menyebabkan produktivitas padi sawah cenderung melandai (Badan Litbang Pertanian, 2008).
 Kendala lain yang dijumpai di beberapa sentra produksi padi adalah keterbatasan tenaga kerja dalam usahatani padi terutama pada tenaga kerja tanam meskipun seluruh areal ahan sawah dapat ditanami namun tidak tepat waktu. Dalam budidaya padi, salah satu kegiatan yang banyak menyerap tenaga kerja adalah kegiatan tanam pindah bibit padi. Pelaksana kegiatan tanam padi di Jawa Tengah pada umumnya adalah tenaga wanita dengan rata-rata usia 54 tahun. Tenaga kerja dengan struktur umur demikian tidak dapat diandalkan untuk jangka panjang dan memerlukan regenerasi (Ahmad, 2007).
 Di satu sisi minat generasi muda untuk meneruskan mata pencaharian sebagaimereka lebih memilih bekerja sebagai buruh dipabrik ataupun di perusahaan-perusahaan non pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat memprihatinkan bagi pemerintah dalam peningkatan ketahanan pangan. Dampak dari kelangkaan tenaga kerja tanam antara lain mengakibatkan jadwal tanam sering mundur dan tanam tidak serentak/serempak sehingga berpengaruh terhadap indeks pertanaman padi, ganguan OPT yang akhirnya berpengaruh terhadap produksi padi. Penanaman serentak dimaksudkan sebagai upaya untuk memutus siklus perkembangan organisme pengganggu tanaman (OPT) antara lain wereng coklat, penggerek batang dan tikus (Baehaqi, 2012).
Tambunan dan Sembiring (2007)menyatakan bahwa pembangunan pertaniandewasa ini tidak lagi dapat dilepaskan dariperkembangan teknologi alat dan mesinpertanian. Berbagai kajian menyimpulkanbahwa alat dan mesin pertanian merupakankebutuhan utama sektor pertanian sebagaiakibat dari kelangkaan tenaga kerja pertaniandi pedesaan. Alat dan mesin pertanianberfungsi antara lain untuk mengisi kekurangantenaga kerja manusia yang semakin langkadengan tingkat upah semakin mahal,meningkatkan produktivitas tenaga kerja,meningkatkan efisiensi usahatani melaluipenghematan tenaga, waktu dan biaya produksiserta menyelamatkan hasil dan meningkatkan mutu produk pertanian (Suparlan, 2011).
Penggunaan alat dan mesin pertanian pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani Sejak beberapa tahun terakhir ini telah diperkenalkan dan dikembangkan mesin tanam pindah bibit padi (rice transplanter). Ricetransplanter adalah mesin penanam padi yangdipergunakan untuk menanam bibit padi yangtelah disemaikan pada areal khusus(menggunakan tray/dapog) dengan umur atau ketinggian tertentu, pada areal tanah sawah kondisi siap tanam, dan mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle) dengan kedalaman kurang dari 40 cm. Oleh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung. Inovasi teknologi rice transplanter berpeluang dapat mempercepat waktu tanam bibit padi dan mengatasi kelangkaan tenaga kerja tanam bibit padi pada daerah-daerah tertentu (Taufik, 2010).


















BAB III
METODELOGI
3.1 Bahan dan Alat
1.      Sepatu boot
2.      Kertas A4
3.      Pena
4.      Pensil
5.      Rice transplanter
6.      Mesin Penyemaian padi
3.2 Prosedur Kerja
Pengamatan rice transplanter
1.      Melakukan pengamatan terhadap rice transplanter yang tersedia
2.      Mencatat komponen-komponen utama yang terkait dengan pengoperasian dan fungsinya
3.      Memperhatikan dan mencatat prosedur menghidupkan mesin dan mematikan rice transplanter
4.      Mengisi lembar pengamatan sesuai dengan hasil yang diamati
Pembibitan padi dengan sistem dapog
1.      Menyiapkan benih padi sebanyak 0,5 kg plastik hitam ukuran 1m x  2 m, kerangka kayu ukuran 0.70 m x 2 m tanah yang halus dan kering,sekam padi dan mesin penabur benih
2.      Memilih benih padi yang bernas dengan cara merendamnya kedalam air selama 1 jam dan meniriskan benih yang tenggelam untuk dijadikan bibit
3.      Membentangkan plastik hitam pada lahan tempat persemaian yang telah didatarkan
4.      Memasangkan kerangka kayu diatas bentangan plastik kemudian isi dengan tanah halus diatas plastik hingga ketebalan 2-3 cm sebagai media pertumbuhan.
5.      Memasukkan benih yang ditiriskan kedalam bak mesin penabur benih secara merata
6.      Menempatkan kerangka benih kayu sehingga roda mesin bergerak leluasa sepandang kerangka kayu
7.      Kemudian menjalankan mesin penabur secara perlahan-lahan
8.      Menutup benih dengan abu sekam padi hingga ketebalan 0,5 cm
9.      Menyiram permukaan pembibitan dengan air secukupnya dan menghindari percikan air tidak menyebabkan padi berserakan
10.  Melakukan penyiraman secara rutin hingga bibit siap tanam ( umur 15-20 hari ) dengan tinggi 15-20 cm
11.  Melakukan pengamatan terhadap bibit padi yang dihasilkan meliputi ( jumlah bibit/cm ) dan tinggi bibit.




















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
1.       2.
3.            4. 







Keterangan gambar
1.      Alat rice transplanter
No
Nama komponen
Fungsi
1.
Sakelar utama
Untuk menghidupkan/mematikan mesin
2.
Tuas kopling utama

3.
Tuas pedal gas
Untuk mengatur putaran mesin
4.
Tuas kopling tanam

5.
Tuas penyesuaian kedalaman tanam
Untuk mengatur kedalaman saat menanam
6.
Tuas penyesuaian pengambilan kedalaman

2.      Alat penyebar pupuk
3.      Alat tanam benih
4.      Alat penyemaian padi
4.2  Pembahasan
Dalam praktikum mekanisasi pertanian pengenalan rice transplanter dan penyemaian padi secara dapog bahwa kinerja Rice Transplanter Pengoperasian rice transplanterSPW48 C relative mudah dan sederhana.Jumlah tenaga yang terlibat secara langsunghanya 3 orang terdiri dari satu orang operator atau yang mengoperasionalkan ricetransplanter, satu orang penyedia/pengangkutbibit dan satu orang penyulam rumpun yangkosong.Demplot tanam menggunakan ricetransplanter SPW48 C, menerapkan jaraktanam 30 x 18 cm, kedalaman tanam 3 cm,jumlah bibit 3 bibit/lubang pada kondisi lahansawah kedalaman lumpur lunak antara 25 – 35cm dan genangan air 2-3 cm, rice transplanterberfungsi baik dengan rumpun kosong 1,5%dan kapasitas kerja 7,0 jam/ha.

Tingginya jumlah rumpun yang kosong dan lamanyakapasitas kerja dikarenakan bibit dalam dapogkurang rapat dan operator rice transplanterbelum terampil. Kapasitas kerja ricetransplanter dipengaruhi oleh kondisi lahan,luas petakan dan keterampilan operator.Berdasarkan biaya operasional dan keuntunganyang diperoleh, investor berani menjual jasapenyediaan bibit dan tanam masing-masingdengan harga Rp5.000/dapog danRp600.000/ha. Bagi petani harga jual tersebutmasih lebih murah dibandingkan dengan biayapembuatan persemaian dan tanam secarakonvensional. Ditinjau dari aspek tenaga kerja,produktivitas, kualitas tanam kinerja ricetransplanter lebih baik dibandingkan dengan cara tanam konvensional.  

Keunggulan rice transplanterdiantaranya:
a.       produktivitas tanam cukup tinggi 6 jam/ha,
b.      jarak tanam dalam barisandapat diatur dengan ukuran 12, 14, 16, 18, 21 cm,
c.       penanaman yang presisi (akurat),
d.      tingkat kedalaman tanam dapat diatur dari 0,7 -3,7 cm (5 level kedalaman),
e.       jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2 – 4tanaman per lubang dan
f.       jarak dankedalaman tanam seragam sehinggapertumbuhan dapat optimal dan seragam.
Disamping keunggulan, rice transplantermempunyai beberapa kelemahan diantaranya:
a.       jarak antar barisan (gawangan 30 cm) tidakdapat diubah,
b.      tidak bisa dioperasionalkan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm,
c.       untuk membawa mesin ke sawahatau ketempat lain diperlukan alat angkut,
d.      perlu bibit dengan persyaratan khusus dan
e.       harga masih relatif mahal sehingga tidakerjangkau petani.

































BAB  V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum dapat disimpulkan bahwa komponen- komponen  rice transplanter terdiri :
a.       Sakelar utama berfungsi sebagai
b.      Tuas kopling utama
c.       Tuas pedal gas
d.      Tuas kopling tanam
e.       Tuas penyesuaian kedalaman tanam
f.       Tuas penyesuaian pengambilan kedalaman
Dalam mempersiapkan penyemaian padi secara dapog yaitu :
1.      Menyiapkan benih padi sebanyak 0,5 kg plastik hitam ukuran 1m x  2 m, kerangka kayu ukuran 0.70 m x 2 m tanah yang halus dan kering,sekam padi dan mesin penabur benih
2.      Memilih benih padi yang bernas dengan cara merendamnya kedalam air selama 1 jam dan meniriskan benih yang tenggelam untuk dijadikan bibit
3.      Membentangkan plastik hitam pada lahan tempat persemaian yang telah didatarkan
4.      Memasangkan kerangka kayu diatas bentangan plastik kemudian isi dengan tanah halus diatas plastik hingga ketebalan 2-3 cm sebagai media pertumbuhan.
5.      Memasukkan benih yang ditiriskan kedalam bak mesin penabur benih secara merata
6.      Menempatkan kerangka benih kayu sehingga roda mesin bergerak leluasa sepandang kerangka kayu
7.      Kemudian menjalankan mesin penabur secara perlahan-lahan
8.      Menutup benih dengan abu sekam padi hingga ketebalan 0,5 cm
9.      Menyiram permukaan pembibitan dengan air secukupnya dan menghindari percikan air tidak menyebabkan padi berserakan
10.  Melakukan penyiraman secara rutin hingga bibit siap tanam ( umur 15-20 hari ) dengan tinggi 15-20 cm
11.  Melakukan pengamatan terhadap bibit padi yang dihasilkan meliputi ( jumlah bibit/cm ) dan tinggi bibit.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, dkk. 2007. Peluang Usaha Jasa Penanganan Padi Secara Mekanis Dengan Mendukung Industri Persemaian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.2008. Pengelolaan Tanman Terpadu (PTT) padi gogo. Badan Litbang Pertanian
Baehaqi, S.E. 2012. Strategi pengendalian hama terpadu tanaman padi dalam praktek pertanian yang baik (Good Agricultural Practices). Pengembangan Inovasi Pertanian 2 (1), 2009: 65-78.
Taufik. 2010. Alsin Transplanter untuk Pilot Project UPJA Center Efisiensikan Waktu Tanam. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan.
Suparlan,dkk.  2011. Dukungan Teknologi Pertanian Untuk Industrialisasi Agribisnis Pedesaan. Makalah Seminar Nasional Penyuluhan Pertanian pada Kegiatan Soropadan Agro Expo tanggal 2 Juli 2011. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.